Sejarah, Keunikan dan Daya Tarik Pura Lingsar Lombok

pura lingsar

Pura Lingsar Lombok adalah salah satu objek wisata yang paling terkenal di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pura yang berusia lebih dari 300 tahun ini merupakan tempat suci bagi dua agama besar di Indonesia, yaitu Hindu dan Islam. Dalam artikel ini, kita akan membahas sejarah, keunikan, dan daya tarik wisata dari Pura Lingsar Lombok.

Sejarah Pura Lingsar Lombok

pura lingsar lombok

Pura Lingsar didirikan pada abad ke-18 oleh dua tokoh agama dari Bali, yaitu Bendesa Mas dan Kyai Taman. Keduanya berusaha untuk menciptakan kerukunan antara umat Hindu dan Muslim di Lombok, yang pada waktu itu sering terjadi konflik agama. Pura Lingsar dibangun sebagai simbol persatuan dan kerukunan antara kedua agama tersebut.

Pada awalnya, Pura Lingsar hanya merupakan tempat ibadah bagi umat Hindu dan disebut sebagai Pura Kerukunan. Namun, setelah peristiwa Nabi Muhammad SAW turun ke Baitullah yang kedua, Pura Lingsar juga digunakan sebagai tempat ibadah bagi umat Muslim. Kini, Pura Lingsar merupakan tempat suci yang dianggap sakral oleh kedua agama.

Keunikan Pura Lingsar Lombok

Pura Lingsar memiliki keunikan yang sangat menarik bagi pengunjung. Salah satu keunikan tersebut adalah bahwa pura ini merupakan satu-satunya pura yang digunakan untuk ibadah Hindu dan Muslim di Indonesia. Konsep persatuan antara kedua agama yang diusung oleh Pura Lingsar juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

Di dalam kompleks Pura Lingsar terdapat dua bagian, yaitu Pura Gaduh (pura utama) dan Kemaliq (sumber air suci). Pura Gaduh merupakan tempat ibadah bagi umat Hindu, sedangkan Kemaliq merupakan tempat suci bagi umat Muslim. Air suci yang berasal dari Kemaliq dianggap memiliki kekuatan spiritual yang dapat memberikan berkah bagi orang yang meminumnya.

Daya Tarik Wisata Pura Lingsar Lombok

pura lingsar di lombok

Pura Lingsar Lombok merupakan objek wisata yang sangat menarik bagi wisatawan yang ingin mengetahui lebih dalam tentang sejarah dan budaya Indonesia. Di dalam kompleks pura, pengunjung dapat melihat berbagai arsitektur bangunan tradisional Bali dan Lombok yang sangat indah dan megah.

Selain itu, wisatawan juga dapat menyaksikan upacara keagamaan dan budaya yang dilakukan di Pura Lingsar, seperti upacara Bau Nyale dan perayaan Hari Raya Kuningan. Kegiatan ini tentunya menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi wisatawan yang ingin mengetahui lebih dalam tentang budaya Indonesia.

Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Pura Lingsar, sebaiknya datang pada bulan Desember atau Januari, saat perayaan Bau Nyale dilaksanakan. Pada perayaan tersebut, masyarakat sekitar akan memburu cacing laut di pantai, kemudian membakarnya sebagai bentuk penghormatan kepada putri legendaris Lombok, Nyale. Setelah itu, cacing tersebut dibawa ke Pura Lingsar untuk dijadikan persembahan kepada para dewa.

Selain itu, di Pura Lingsar juga terdapat tari Topat Warak, yang merupakan tarian tradisional yang dilakukan oleh masyarakat Sasak. Tari ini biasanya dilakukan pada saat perayaan Hari Raya Kuningan.

Pengunjung juga dapat mengunjungi Kemaliq, sumber air suci yang dianggap memiliki kekuatan spiritual. Air suci yang berasal dari sumber tersebut dipercaya dapat memberikan berkah bagi orang yang meminumnya. Selain itu, di sekitar Kemaliq juga terdapat beberapa kura-kura yang dianggap suci oleh masyarakat setempat.

Untuk memasuki kompleks Pura Lingsar, pengunjung diharuskan mengenakan pakaian yang sopan dan tidak diperbolehkan memakai pakaian yang terlalu terbuka. Selain itu, pengunjung juga diharuskan melepas alas kaki mereka sebelum memasuki area pura.

Pura Lingsar Lombok merupakan tempat suci yang unik dan menarik karena digunakan untuk ibadah Hindu dan Muslim. Konsep persatuan antara kedua agama yang diusung oleh Pura Lingsar membuatnya menjadi salah satu objek wisata yang paling menarik di Lombok. Di samping itu, Pura Lingsar juga memiliki sejarah yang sangat kaya dan indah, serta keunikan yang sangat menarik bagi pengunjung.

Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Pura Lingsar, disarankan untuk datang pada saat perayaan Bau Nyale atau Hari Raya Kuningan untuk merasakan pengalaman yang paling berharga dan mempesona. Jangan lupa untuk mematuhi aturan dan etika yang berlaku di pura, seperti memakai pakaian yang sopan dan melepas alas kaki sebelum memasuki area pura.